Sebuah harapan yang akan mengisi sepi negeri ini
dengan lagu akan cinta dan perjuangan
Yang akan terus berlari menggapai haknya akan kesungguhan meraih kemengan
Setitik kepercayaan yang dititipkan Ibu Pertiwi untuk memperlambat kehancurannya
Yang akan menjawab selalu jiwa-jiwa yang merintih dan berpeluh karena ironisme yang kelam
Sehingga pada akhirnya, tirani yang menginjak tanah ini dengan sepatu kekuasaan palsu itu bias dihancurkan
Tapi kini….jiwa perjuangan itu, tengah tertidur lelap
masih terperangkap oleh rayuan dunia maya yang menjauhkan dari idealisme
Masih terkurung oleh keraguan akan masa depan
Masih tenggelam di dasar lautan
Masih tersesat di dalam hutan belantara
Masih jinak dengan keganasannya
modernisasi tak jua muncul ke permukaan
Maka…bangunkanlah ia…
agar sepi dapat segera pergi
agar ramai terbenahi
agar borjuis memiliki nuraninya kembali
agar tak ada kaum proletar yang merintih kesakitan lagi
Untukmu wahai jiwa pejuang,
yang harus segera bangkit dari tidurmu yang berkepanjangan
maka jawablah seruan ini
Seruan untuk membela kaum yang tertindas
Dari kami, kaum borjuis yang tak lagi mengenal nurani
proletar yang kian merintih
Dalam ramai yang sepi.
Oleh : Afril (Aktivis IMM Aufklarung Universitas Muhammadiyah Malang)